بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم
Awalnya Hanya Bersel Satu Makhluk hidup bersel
satu yang tak terhitung jumlahnya mendiami bumi kita. Semua makhluk bersel satu ini
berkembang biak dengan membelah diri, dan membentuk salinan yang sama seperti diri mereka sendiri ketika
pembelahan ini terjadi. Embrio yang berkembang dalam rahim ibu juga memulai hidupnya sebagai
makhluk bersel satu,
dan sel ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri, dengan kata lain membuat salinan dirinya sendiri.
Dalam kondisi ini, tanpa
adanya perencanaan khusus, sel-sel yang akan membentuk bayi yang belum lahir ini akan memiliki
bentuk yang sama. Dan apabila ini terjadi, maka yang akhirnya muncul bukanlah wujud
manusia, melainkan gumpalan daging tak berbentuk. Tapi ini tidaklah terjadi karena sel-sel
tersebut membelah
dan memperbanyak diri bukan tanpa pengawasan. Sel yang Sama Membentuk Organ yang Berbeda Sperma dan sel telur bertemu, dan kemudian bersatu membentuk sel
tunggal yang disebut zigot. Satu sel tunggal ini merupakan cikal-bakal manusia. Sel tunggal
ini kemudian membelah dan
memperbanyak diri. Beberapa minggu setelah penyatuan sperma dan telur ini, sel-sel yang
terbentuk mulai tumbuh berbeda satu sama lain dengan mengikuti perintah rahasia yang diberikan
kepada mereka. Sungguh sebuah
keajaiban besar: sel-sel tanpa kecerdasan ini mulai membentuk organ dalam, rangka, dan
otak. Sel-sel
otak mulai terbentuk pada dua celah kecil di salah satu ujung embrio. Sel-sel otak akan
berkembang biak dengan
cepat di sini. Sebagai hasilnya, bayi akan memiliki sekitar sepuluh milyar sel otak. Ketika
pembentukan sel-sel otak tengah berlangsung, seratus ribu sel baru ditambahkan pada
kumpulan sel ini setiap
menitnya. Masing-masing
sel baru yang terbentuk berperilaku seolah-olah tahu di mana ia harus menempatkan diri, dan
dengan sel mana saja
ia harus membuat sambungan. Setiap sel menemukan tempatnya masing-masing. Dari jumlah kemungkinan
sambungan yang tak terbatas, ia mampu menyambungkan diri dengan sel yang tepat. Terdapat
seratus trilyun sambungan
dalam otak manusia. Agar sel-sel otak dapat membuat trilyunan sambungan ini dengan tepat, mereka harus
menunjukkan kecerdasan yang
jauh melebihi tingkat kecerdasan manusia. Padahal sel tidak memiliki kecerdasan sama
sekali. Bahkan
tidak hanya sel otak, setiap sel yang membelah dan memperbanyak diri pada embrio pergi dari
tempat pertama kali
ia terbentuk, dan langsung menuju ke titik yang harus ia tempati. Setiap sel menemukan tempat
yang telah ditetapkan untuknya, dan dengan sel manapun mereka harus membentuk sambungan, mereka
akan mengerjakannya. Lalu,
siapakah yang menjadikan sel-sel yang tak memiliki akal pikiran tersebut mengikuti rencana cerdas
ini? Profesor Cevat
Babuna, mantan dekan Fakultas Kedokteran, Ginekologi dan Kebidanan, Universitas Istanbul, Turki,
berkomentar:
Bagaimana semua sel
yang sama persis ini bergerak menuju tempat yang sama sekali berbeda, seolah-olah mereka secara
mendadak menerima perintah dari suatu tempat, dan berusaha agar benar-benar terbentuk
organ-organ yang sungguh
berbeda? Hal ini jelas menunjukkan bahwa sel yang identik ini, yang tidak mengetahui apa yang
akan mereka kerjakan, yang memiliki genetika dan DNA yang sama, tiba-tiba menerima perintah
dari suatu tempat,
sebagian dari mereka membentuk otak, sebagian membentuk hati, dan sebagian yang lain
membentuk organ yang lain lagi. Proses
pembentukan dalam rahim ibu berlangsung terus tanpa henti. Sejumlah sel yang mengalami
perubahan, tiba-tiba saja mulai mengembang dan mengkerut. Setelah itu, ratusan ribu sel
ini berdatangan dan kemudian saling bergabung membentuk jantung. Organ ini akan
terus-menerus berdenyut
seumur hidup.
Hal yang serupa terjadi pada pembentukan pembuluh darah. Sel-sel pembuluh darah
bergabung satu sama lain dan membentuk sambungan di antara mereka. Bagaimana sel-sel ini
mengetahui bahwa mereka harus
membentuk pembuluh darah, dan bagaimana mereka melakukannya? Ini adalah satu di antara
beragam pertanyaan yang belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan. Sel-sel pembuluh ini akhirnya
berhasil membuat sistem
tabung yang sempurna, tanpa retakan atau lubang padanya. Permukaan bagian dalam pembuluh
darah ini mulus bagaikan dibuat oleh tangan yang ahli. Sistem pembuluh darah yang sempurna
tersebut akan mengalirkan
darah ke seluruh bagian tubuh bayi. Jaringan pembuluh darah memiliki panjang lebih dari
empat puluh ribu kilometer. Ini hampir menyamai panjang keliling bumi. Perkembangan dalam perut ibu
berlangsung tanpa henti.
Pada minggu kelima tangan dan kaki embrio mulai terlihat. Benjolan ini sebentar lagi
akan menjadi lengan. Beberapa sel kemudian mulai membentuk tangan. Tetapi sebentar lagi, sebagian
dari sel-sel pembentuk
tangan embrio tersebut akan melakukan sesuatu yang mengejutkan. Ribuan sel ini melakukan
bunuh diri massal.
Mengapa sel-sel
ini membunuh diri mereka sendiri? Kematian ini memiliki tujuan yang amat penting. Bangkai-bangkai sel
yang mati di sepanjang garis
tertentu ini diperlukan untuk pembentukan jari-jemari tangan. Sel-sel lain memakan sel-sel
mati tersebut, akibatnya celah-celah kosong terbentuk di daerah ini. Celah-celah kosong tersebut
adalah celah di antara
jari-jari kita.
Akan tetapi, mengapa ribuan sel mengorbankan dirinya seperti ini? Bagaimana dapat
terjadi, sebuah sel membunuh
dirinya sendiri agar bayi dapat memiliki jari-jari pada saatnya nanti? Bagaimana
sel tersebut tahu bahwa kematiannya adalah untuk tujuan tertentu? Semua ini sekali lagi
menunjukkan bahwa semua sel penyusun manusia ini diberi petunjuk oleh Allah. Pada tahap ini, sejumlah sel mulai membentuk kaki.
Sel-sel tersebut tidak mengetahui bahwa embrio akan harus berjalan di dunia luar. Tapi
mereka tetap saja membuat kaki
dan telapaknya untuk embrio. Ketika embrio berumur empat minggu, dua lubang terbentuk pada
bagian wajahnya, masing-masing terletak pada tiap sisi kepala embrio. Mata akan terbentuk di
kedua lubang ini pada minggu
keenam. Sel-sel tersebut bekerja dalam sebuah perencanaan yang sulit dipercaya selama
beberapa bulan, dan satu demi satu membentuk bagian-bagian berbeda yang menyusun mata. Sebagian sel
membentuk kornea,
sebagian pupil, dan sebagian yang lain membentuk lensa. Masing-masing sel berhenti ketika
mencapai batas akhir dari daerah yang harus dibentuknya. Pada akhirnya, mata, yang mengandung empat
puluh komponen yang
berbeda, terbentuk dengan sempurna tanpa cacat. Dengan cara demikian, mata yang diakui sebagai kamera
paling sempurna di dunia, muncul menjadi ada dari sebuah ketiadaan di dalam perut
ibu. Perlu dipahami
bahwa manusia yang bakal lahir ini akan membuka matanya ke dunia yang berwarna-warni, dan mata yang
sesuai untuk tugas ini telah
dibuat.
Suara di dunia luar yang akan didengar oleh bayi yang belum lahir juga telah
diperhitungkan dalam pembentukan seorang manusia dalam rahim. Telinga yang akan mendengarkan
segala suara tersebut juga
dibentuk dalam perut ibu. Sel-sel tersebut membentuk alat penerima suara terbaik di dunia. Semua
uraian ini mengingatkan kita bahwa penglihatan dan pendengaran adalah nikmat besar yang
Allah berikan kepada
kita. Allah menerangkan hal ini dalam Alquran sebagaimana berikut: وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ
أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ
وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ Dan Allah
mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl, 16:78) Penciptaan Kedua Berbagai peristiwa yang telah dikisahkan dalam
tulisan ini dialami oleh semua orang di dunia. Setiap manusia dipancarkan ke rahim sebagai
sebuah sel sperma yang kemudian bersatu dengan sel telur, dan kemudian memulai kehidupan
sebagai sel tunggal.
Semua ini terjadi karena adanya kondisi yang secara khusus diciptakan di tempat tersebut. Bahkan
sebelum manusia mulai mengetahui keberadaan dirinya sendiri, Allah telah memberi bentuk
pada tubuh mereka,
dan menciptakan manusia normal dari sebuah sel tunggal. Adalah kewajiban bagi setiap orang di dunia untuk
merenungkan kenyataan ini. Dan kewajiban Anda adalah untuk memikirkan bagaimana
anda lahir ke dunia ini,
dan kemudian bersyukur kepada Allah. Jangan lupa bahwa Tuhan kita, yang telah menciptakan tubuh kita
sekali, akan mencipta kita lagi setelah kematian kita, dan akan mempertanyakan segala
nikmat yang telah diberikan-Nya
kepada kita. Hal ini amatlah mudah bagi-Nya. Mereka yang melupakan penciptaan diri mereka sendiri
dan mengingkari kehidupan
akhirat, benar-benar telah tertipu. Allah berfirman tentang orang-orang ini dalam Alquran
: أَوَلَمْ يَرَ
ٱلْإِنسَٰنُ أَنَّا خَلَقْنَٰهُ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ ﴿٧٧﴾
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِىَ خَلْقَهُۥ ۖ قَالَ مَن يُحْىِ ٱلْعِظَٰمَ وَهِىَ
رَمِيمٌ ﴿٧٨﴾ قُلْ يُحْيِيهَا ٱلَّذِىٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ
بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari
setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata. Dan ia membuat
perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat
menghidupkan tulang-belulang
yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya
pada kali yang pertama. Dan
Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (QS. Yaasiin, 36:77-79(
Wallahua’lam bish shawwab
- Sumber dari situs Harun Yahya Edited by : H44
Tidak ada komentar:
Posting Komentar